Pengalaman Menjadi Gigolo...

Selain memiliki wajah yang tampan dan menarik, Gigolo juga mesti memiliki penis atau alat sulit yang luar biasa. Penis gigolo mesti mampu membuatkan para wanita sentiasa ‘lemas’ atau ‘mengeluh’ di ranjang. Ibarat kata, Sebagai pembantu rumah yang rajin dan sentiasa memuaskan hati majikan. ‘servis’ mesti memuaskan selalu.

Memetik cerita pengalaman seorang gigolo yang bergiat aktif di Jakarta Selatan, Indonesia ini,  AI (nama singkatan) mengaku dia merupakan anggota komuniti gigolo di Jakarta. Mereka berjumlah lima orang dengan usia 25 tahun sehingga 30 tahun. Dari pengakuan AI, untuk menjadi seorang gigolo memang harus memiliki keterampilan. Semuanya ini boleh dimulakan dengan mengakses situs porno sebagai  bahan untuk dipelajari sehingga memperbesarkan penis. 

Selain dari memiliki wajah yang menarik, ‘tante-tante’ girang itu sangat memperhatikan kualiti layanan ketika di atas ranjang. Gigolo mesti memiliki penis agak besar sebagai daya memikat. ‘Ibarat jualan, dagangan kita harus berkualiti’,..ujarnya. AI mengaku seorang temannya ‘merawat’ penisnya dengan menggunakan silikon. Tujuannya agar menjadi lebih ‘besar dan laris’ dipesan pelanggan. Maklum, kebanyakan tante yang pernah bersama dengannya dia memang memiliki nafsu seks tinggi. Kata Al...Kalau kita tidak kuat, dia juga tidak akan ‘order’ kita lagi pada masa depan.

Pengakuan Al ini ada kebenaran nya. Pengalaman yang sama juga dikongsi seorang lagi yang pernah menjadi ‘pelacur lelaki’ bernama Andri... ‘ketika dia terlibat dengan aktiviti gigolo, mengaku pernah diajak bermain sehingga empat kali semalam. Meski mengaku ‘tidak kuat’ namun lawan nya tetap ‘menggoda’..

Cerita Andri... ‘waktu itu udah mabuk ngan, nggak bangun lagi, tapi ahh terus dibangun-bangun kan gue’...Andri terus menegaskan, gigolo memang harus tampan. Bentuk badanjuga jadi daya pikat bagi tante melanggan para gigolo. ... ‘Kalau urusan main harus bisa puas, pak....ujarnya.

Perkongsian Sumber