Dalam satu acara “ Ma’asy Sya’bi ” yang disiarkan
television 'Shudal Balad' , pada Khamis 30/1/2014 yang lalu, Mazhar Syahin mendasarkan fatwanya
itu demi memelihara kepentingan Negara. Syahin mengatakan, “ Seorang isteri yang
merupakan anggota Ikhwan Muslimin tak berbeda dengan sel-sel Ikhwan, atau bom waktu yang ada di
atas kasur kalian.”
Syahin juga mengatakan, “ Banyak lelaki
yang ditimpa musibah dengan mempunyai isteri-isteri Ikhwan. Mereka harus bisa mengorbankan isteri-isterinya demi kepentingan
negara yang lebih besar.” Menurutnya, memang seorang isteri Ikhwan tidak sampai
perlu dibunuh, cukup dengan dicerai dan tetap diberi hak-haknya sebagai isteri
yang telah dicerai.
Menanggapi fatwa kontroversi ini, Dr.
Ibrahim Najm, penasihat Mufti Mesir, menyatakan bahwa pernyataan Syahin adalah
pandangan peribadi, bukan fatwa. Najm menyatakan, “Tidak boleh menceraikan
seorang isteri hanya kerana perbezaan pandangan politik.”
Pemerintah kudeta Mesir telah rasmi
memasukkan Ikhwanul Muslimin ke dalam kategori organisasi pengganas, setelah
beberapa minggu sebelumnya menjadikannya sebagai organisasi yang dilarang untuk bergiat dalam lapangan politik Mesir. Semua
aset yang dimiliki Ikhwan telah disita, bahkan juga aset milik para
tokoh yang diduga menjadi anggotanya.
Sikap pemerintah kudeta ini banyak
mendapat tentangan dari pelbagai Negara, termasuk negara-negara Barat yang
masih memandang Ikhwanul Muslimin sebagai sebuah Organisasi Perdamaian. Ikhwan Muslimin yang terkenal dengan Tarbiyahnya sejak puluhan tahun kini dianggap ancaman terhadap Pemerintah Kudeta Tentera Mesir....
0 comments:
Post a Comment