Ketika bertemu dengan jasad anaknya, beliau membuka kain
penutup wajah anaknya. Lalu terjadilah dialog yang memilukan ini:...‘Aku sudah
menjual gandum yang tersisa, dan aku berikan kepadamu agar engkau bisa menikah
pada Hari Raya Idul Adha nanti, seperti kesepakatan kita. Bangunlah anakku,
demi ibu dan saudari-saudarimu. Mereka semua menunggu mu datang bersamaku’..
Maka ayahnya pun memeluk jasad anaknya yang sudah kaku.
Ketika itu dia berkata kepada orang-orang di sekitarnya,..
‘Aku akan
tidur sebentar. Lalu kita akan bangun untuk pergi bersama. Dia sangat
mencintaiku, tidak mungkin akan pergi meninggalkanku sendirian. Dia tidak
mungkin membuat ku bersedih. Selama hidupnya dia selalu menemani kemana ku
pergi. Tidak pernah membiarkan ku pergi sendirian’....
Kata-kata itu keluar dengan penuh kesedihan. Seakan-akan
yang keluar dari matanya bukanlah air mata tetapi darah. Ayahnya tidur sambil memeluk
jasad anaknya. Lalu tiba-tiba terdiam dan tidak bergerak. Orang-orang yang ada
di sekelilingnya datang untuk menenangkannya. Tapi amat terkejut, mereka
mendapati ayahnya pun sudah meninggal ketika dalam pelukan itu. Kematianya
akibat terlalu sedih ditinggal anak yang paling dikasihinya.
Peristiwa ini dirakamkan ketika sedang memuncaknya
penentangan rakyat terhadap Kudeta Mesir yang dikuasai Jen Fatah As Sisi.
Sesungguhnya terlaknatlah As-Sisi,begitu banyak sekali tragedi memilukan di sebalik
setiap syahid yang gugur di bumi Mesir....
Pelbagai sumber/Dt
0 comments:
Post a Comment